Monday, September 17, 2007

Rasulullah dan Pengemis Buta

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi. Setiap hari, apabila ada orang yang mendekatinya, dia selalu berkata "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila engkau mendekatinya, engkau akan dipengaruhinya."
Pagi itu, seseorang mendatanginya sambil membawa makanan, dia adalah Rasulullah saw. Tanpa berkata sepatah kata pun, Rasulullah saw menyuapkan makanan yang dibawanya ke mulut pengemis itu, walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah saw melakukan hal itu hingga menjelang beliau wafat.
Setelah Rasulullah wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada si pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari, Abubakar berkunjung ke rumah putrinya, Aisyah ra. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?,"
Aisyah menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah , hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja."
"Apakah itu?," tanya Abubakar.
"Setiap pagi, Rasulullah saw selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana," kata Aisyah.
Esok harinya, Abubakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu, dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?"
Abubakar menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," jawab si pengemis buta itu. "Apabila ia datang kepadaku , tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya, setelah itu ia berikan kepada ku," pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar tidak dapat menahan air matanya, dia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Dia adalah Muhammad Rasulullah saw."
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar, dia pun menangis dan berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar.

No comments: